Jumat, 04 Desember 2015



SOSIOLOGI KURIKULUM

I.     PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan zaman yang sangat pesat, tentunya juga akan berdampak pada perkembangan kurikulum di Indonesia. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan zaman, yang akhirnya juga menyebabkan kurikulum harus dirombak sedemikian rupa agar sesuai dengan perubahan zaman. Masalahnya, merombak kurikulum yang sudah ada tidak semudah membalik telapak tangan. Banyak pula faktor-faktor yang menjadi penghambatnya, salah satu diantaranya adalah faktor sosiologis yang berhubungan langsung dengan masyarakat awam.
Kebudayaan yang sudah melekat di masyarakat menyebabkan sukarnya mengubah tatanan kurikulum yang ada, seperti paham kepercayaan pada mitos yang sudah melekat erat pada setiap suku bangsa di Indonesia ini. Maka dari itu untuk mengubah kurikulum, diperlukan suatu kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan pemerintah.
Pengubahan pada kurikulum kenyataannya sangat diperlukan guna memenuhi tuntutan masyarakat agar tidak terjadi kepincangan antara apa yang diajarkan di sekolah dengan realita di masyarakat yang semakin modern. Jika hal itu terjadi, maka akan sis-sia saja pembelajaran yang dilakukan di sekolah sebab siswa tetap tidak memperolah pengetahuan yang seharusnya diperlukan untuk kehidupan sehari-hari mereka dan untuk masa depan mereka.
B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Definisi Sosiologi Kurikulum
2.      Bagaimana Latar Belakang Munculnya Sosiologi Kurikulum
3.      Bagaimana Sekolah Masyarakat
4.      Bagaimana Peran Kurikulum dalam Membangun Masyarakat Indonesia
5.      Bagaimana Perubahan Kurikulum
6.      Bagaimana Implikasi Sosial
II. PEMBAHASAN
A.       Definisi Sosiologi Kurikulum
 Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode, serta sususan pengetahuan dan objeknya adalah tingkah laku manusia dalam kelompok.[1]
Kurikulum adalah situasi kelompok yang tersedia bagi guru dan pengurus sekolah (administrator) untuk membuat tingkah laku yang berubah di dalam arus yang tidak putus-putus dari anak-anak dan pemuda yang melalui pintu sekolah.[2]
Dengan demikian, sosiologi kurikulum adalah tingkah laku manusia yang bisa dirubah melalui pintu sekolah atau pendidikan.
B.       Latar Belakang Munculnya Sosiologi Kurikulum
 Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu “curriculae” yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa mampu melakukan berbagai kegiatan, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan pembelajaran.
Pada zaman dahulu waktu manusia masih hidup pada kelompok-kelompok kecil dan sederhana, pendidikan anak-anak untuk kehidupannya dalam masyarakat itu diselenggarakan di luar sekolah. Segala sesuatu yang perlu bagi pendidikannya diperoleh anak-anak dari orang-orang disekitar lingkungannya tanpa pendidikan formal di sekolah. Mereka hanya meniru dan mengikuti kelakuan dan cara-cara orang dewasa, sehingga mereka pandai mengolah tanah, memancing, dan berburu.
Kurikulum mata pelajaran yang tradisional, awal mulanya di abad pertengahan, yang dikenal dengan sebutan “seven liberal arts” (tujuh pengetahuan umum). Oleh St Augustine didalam bukunya “Retraction” menyebutkan dengan tujuh disiplin (seven discipline). Seven liberal arts tadi bukanlah sekedar suatu latihan mata pelajaran, tetapi berkaitan erat dengan peranan dan fungsi seseorang setidak-tidaknya dalam tiga profesi penting. Dari ketujuh disiplin (disebut trivium), pada dasarnya merupakan telaah bahasan, yaitu terdiri dari tata bahasa, retorika, logika atau dialektika. Trivium tersebut merupakan prasyarat untuk melanjutkan keempat disiplin berikutnya. Keempat disiplin berikutnya (disebut quadrivium), yaitu ilmu hitung, geometri, astronomi, dan seni musik.
Akan tetapi setelah masyarakat mengalami perubahan dan kemajuan, maka pendidikan seperti itu tidak serasi lagi, anak-anak harus memiliki berbagai macam keterampilan dan sejumlah besar pengetahuan agar hidupnya terjamin. Dengan perkembangan zaman tersebut untuk membekali siswa maka harus ada sosiologi kurikulum yang tinggi.
Dalam sejarah perkembangannya yaitu setelah abad ke-17, kurikulum juga sudah mulai menyebar kepada pembicaraan mengenai metode pembelajaran. Sebagaiamana diketahui, pada kurikulum tradisional, begitu mapannya metode tradisional, seperti dekte, menghafal, dan meniru.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Locke, dimana dia menginginkan berkurangnya kurikulum tradisional. Namun, setelah berakhirnya reformasi pada tahun 1832 terjadi sebuah kebutuhan yang meningkat terhadap sekolah yang bertipe komersial, dimana mata pelajaran tersebut dilengkapi dengan hal-hal yang jelas dan bermanfaat untuk usaha bisnis.
Pada laporannya, Hadow menekankan mengenai suatu kurikulum Sekolah Dasar, seperti yang tertuang pada laporan Hadow dimana laporan mengenai kurikulum Sekolah Dasar ini, memang tak ada yang mengejutkan sebab relative serupa dengan pemikiran-pemikirannya dengan laporan sebelumnya tentang kurikulum Sekolah Dasar. Dalam hubungan tersebut, yang menjadi pokok perhatiannya ialah mengenai penumbuhan pengalaman para murid (dengan memperkaya dan memperluas pengajaran sehari-hari murid dengan kondisi lingkungannya). Dengan demikian, tekanannya terletak pada tingkah laku nyata murid dalam kehidupan daripada kecerdasan akademisnya.
Berikutnya, laporan Spens, kembali membenarkan hasil-hasil serta pemikiran panitia. Panitia Spens juga setuju dengan corak pendidikan yang dirancang supaya lebih dekat kaitannya dengan tugas-tugas praktis kehidupan, dan harus pula memperhitungkan kebutuhan pengisian waktu luang para siswa. Disamping itu, Norwood menambahkan pertimbangan dalam laporannya mengenai kemungkinan terbatasnya alokasi sajian pelajaran, apabila mata pelajaran senantiasa ditambah atau diperbanyak terus. Dalam hal ini Norwood dan kawan-kawan beranggapan bahwa hal yang penting adalah pemberian pengalaman belajar yang biasa mengantar para siswa menjadi lebih memahami permasalahan-permasalahan kehidupan di dalam konteks lingkungannya.
Menurut Norwood dan kawan-kawannya, mengatakan bahwa kurikulum persekolahan hendaknya mengandung:
1.         Upaya pembinaan rasa tanggung jawab dan menghargai akal budi.
2.         Menumbuhkan sikap mandiri di dalam melakukan telaahan serta mengembangkan kekuatan intelektual yang bebas dan bertanggung jawab.
3.         Memberikan sejumlah pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang menentukan dunia kehidupan yang bakal dialami.
4.         Mengembangkan kemampuan murid untuk menyadari masalah-masalah dan resiko yang bakal muncul didalam pengambilan tindakan atau pilihan disepanjang hidup kelak.
Tiga butir pertama tadi, menurut mereka bisa dicapai secara efektif melalui kegiatan belajar struktur sehari-hari di sekolah. Sedangkan butir keempat, pembinaannya melalui kegiatan kemasyarakatan/kesiswaan disekolah.
Selanjutnya dalam laporan Newson (Newson Report) 1963, didalamnya banyak memuat tentang konten dan sifat kurikulum masa lampau beserta metode pengajarannya. Dengan peledakan pengetahuan yang berlangsung masa kini, menghajatkan suatu kurikulum baru dan pendekatan baru. Dalam laporan Newson, tujuan kurikulum baru haruslah:
1.         Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar.
2.         Mengembangkan keterampilan berfikir, hasrat ingin tahu, serta kemampuan diskriminasi dan mengambil keputusan.
3.         Membina kesadaran moral dan tingkah laku sosial.
4.         Menanamkan pengertian mengenai dunia fisik dan dunia masyarakat Indonesia.
5.         Mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi dan sosial.
Di samping itu, khusus mengenai pendidikan dasar laporan Plowden menyatakan bahwa tujuan yang jelas dari Sekolah Dasar ialah guna menyiapkan anak-anak terjun kedalam masyarakat.
Pada tahun 1967, Kantor Pendidikan (School Council), menerbitkan kertas kerja penting yang diberi judul “Society and the Young School Leaver”. Dimana kertas tersebut berisikan sebuah usulan dimana supaya mengembangkan area-area pengamatan secara interdisipliner di dalam lingkup Humanitas. Tujuan tersebut disebutkan secara spesifik, yaitu:
1.    Menumbuhkan rasa toleransi, kesanggupan untuk berfikir sederhana, dan mengikis prasangka didalam memberikan pertimbangan nilai.
2.    Membantu mencapai kematangan pribadi anak-anak.
3.    Membantu murid-murid supaya berhasil menyesuaikan diri dengan masyarakat sekolahnya.
4.    Membantu anak-anak agar menyadari kepentingan masyarakat, dan menghayati masyarakatnya sendiri.
5.    Mengembangkan kemampuan intelektual anak sehingga bisa memahami kompleksitas dan totalitas lingkungan sosial dan peradabannya.
6.    Menanamkan nilai, sikap, dan kemampuan untuk belajar. [3]

C.       Sekolah Masyarakat
Sekolah ini bersifat life-centered. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki, dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.  Sekolah ini mengikut sertakan orang banyak dalam proses pendidikan dalam mempelajari problema-problema sosial. Dengan demikian terbukalah pintu antara sekolah dengan masyarakat.
1.       Ciri-ciri sekolah masyarakat
Ciri-ciri sekolah ini tidak ditentukan oleh tempatnya, bentuk atau besarnya. Menurut Olsen ciri sekolah masyarakat ini adalah sebagai berikut :
a)        Sekolah itu untuk memperbaiki kehidupan setempat
b)        Sekolah itu menggunakan masyarakat  laboratorium untuk belajar
c)        Gedung sekolah menjadi pusat kegiatan masyarakat
d)       Sekolah itu mendasarkan proses-proses dan problema-problema kehidupan dalam masyarakat
e)        Sekolah itu mengikut sertakan orang tua dalam urusan-urusan sekolah
f)         Sekolah itu ikut serta mengkoordinasikan masyarakat
2.       Pembagian kurikulum
Di Amerika terdapat tiga pembagian kurikulum, yaitu sebagai berikut :
a)    The Classical Curriculum
Yaitu kurikulum yang bersifat tradisional, menekankan kepada bahasa asing, bahasa kuno, sejarah kesusasteraan, matematika dan ilmu yang murni.
b)   The Vocational Curriculum
Yaitu kurikulum yang pada prinsipnya menyiapkan mahasiswa untuk bekerja, dan dapat hidup layak dimasyarakat.
c)   Life Adjustment Curriculum
Yaitu kurikulum yang dititik beratkan untuk pembangunan kepribadian mahasiswa dan kegunaan social dari apa yang dipelajari dalam life experience curriculum.
3.       Perkembangan kurikulum
Pada bahasan mengenai sosiologi kurikulum ini, perhatiannya terutama ditujukan terhadap pengaruh social kurikulum itu sendiri, dan hubungannya antara kurikulum dengan kebutuhan serta tuntutan masyarakat. Dengan uraian ringkas dimaksud, tentunya dapat membantu untuk melihat secara lebih jelas tentang bagaimanakah pengaruh tekanan masyarakat terhadap sekolah dan kurikulum yang tradisional.
D.      Peran Kurikulum dalam Membangun Masyarakat Indonesia
Pada pembahasan ini akan menempatkan kurikulum sebagai suatu jangkauan perspektif yang lebih luas, bukan sekedar dikaitkan dengan upaya pendidikan di dalam sistem persekolahan, tetapi dikaitkan pula dengan kepribadian bangsa. Misalnya melalui ceramah, wayang, komik, drama, yang  didalamnya mengandung satu pesan tentang kepribadian bangsa.
Segala macam upaya pembinaan kepribadian bangsa tersebut, baik  yang berlangsung di dalam maupun di luar sekolah, semuanya mengandung pesan dan misi pendidikan tertentu. Pesan inilah yang akhirnya disebut sebagai kurikulum.
Kurikulum pembinaan bangsa dalam artian yang luas inilah yang menjadi perhatian saat ini. Dimana kurikulum saat ini harus dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih sejalan dengan masyarakat yang maju dan modern.
Fungsi kurikulum bagi masyarakat, sesunguhnya juga akan menggambarkan fungsi sekolah bagi masyarakat. Artinya, kurikulum akan mengambarkan berbagai muatan yang akan diemban oleh sekolah.
Ada anggapan masyarakat yang menganggap bahwa fungsi sekolah adalah menjadi inspirattor dan menjadi motor penggerak (agent of change) bagi setiap perubahan. Jika demikian, tentu akan sangat banyak yang diharapkan masyarakat dari sekolah. John Dewey mengemukakan bahwa lembaga pendidikan sekolah adalah institusi yang paling efektif untuk melakukan rekonstruksi dan memperbaiki masyarakat melalui pendidikan individu. Bahkan G.S.Counts lebih jauh dari itu; dengan mengemukakan bahwa ”pendidikan tidak hanya harus membawa perubahan dalam masyarakat akan tetapi mengubah tata sosial dan mengatur perubahan sosial.”[4] Jika demikian fungsi dan tugas yang diemban sekolah, maka hal itu sangat tergantung kepada kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman dari semua kegiatan pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa kurikulum berperan sangat besar dalam mempercepat terjadinya proses perubahan sosial di dalam masyarakat. Teori sosiologi mengatakan bahwa: Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik atau kurang mencolok. Ada pula perubahan–perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun amat luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali akan tetapi ada pula perubahan yang amat cepat.[5] Ini pula yang menjadi salah satu alasan mengapa kemudian kurikulum perlu dikembangkan atau bahkan mungkin diadakan perubahan. Hal itu semata-mata karena terjadinya dinamika dalam kehidupan sosial masyarakat.
Seiring dengan itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan di bidang teknologi ini telah mengakibatkan perubahan-perubahan yang sangat fantastis, drastis dan signifikan dalam kehidupan umat manusia di hampir segala aspek kehidupan (Bastian, 2002).
Membangun masyarakat melalui pendidikan adalah keharusan yang sangat mendesak dan tidak boleh ditawar-tawar. Bastian (2002:13) mengemukakan bahwa : ”Bangsa yang tidak mampu untuk mengantisipasi perkembangan disebabkan kesalahan sistem pendidikannya yang tidak berorientasi pada pengembangan potensi pembawaan generasi mudanya secara maksimal.” Sistem pendidikan sangat tergantung dari cara pandang suatu bangsa akan pengertian apa sebenarnya hakikat pendidikan tersebut.

E.       Perubahan Kurikulum
Istilah kurikulum lazimnya dikaitkan dengan isi atau program pendidikan di lembaga persekolahan. Istilah kurikulum ditempatkan dalam suatu jangkauan perspektif yang lebih luas, bukan sekedar dikaitkan dengan upaya pendidikan dalam sistem persekolahan, tetapi dikaitkan dengan segala macam upaya yang membawa misi pembinaan kepribadian bangsa.Segala macam usaha pembinaan kepribadian bangsa yang dimaksud, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar sekolah, kesemuanya terkandung dan membawa misi atau pesan pendidikan tertentu, misi atau pesan itulah yang dimaksudkan dengan kurikulum.
Sesuai dengan kemajuan zaman, kurikulum sudah saatnya dinilai dan selanjutnya dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga lebih sejalan dengan tuntutan masyarakat modern.
Dalam hubungannya dengan pembaharuan kurikulum, sebagaimana diajukan komisi kerajaan Inggris, Hadow di dalam laporannya mendesak perlunya menawarkan pelajaran realistis dan praktis sebagai suatu bagian pendidikan umum daripada menyelenggarakan pendidikan teknik atau pendidikan keterampilan sendiri. Dalam laporan itu Hadow juga menekankan suatu kurikulum yang memperhatikan minat dan kapasitas perseorangan murid. Dengan istilah yang tegas dan memikat, Hadow mendesak adanya kurikulum persekolahan yang membuka peluang seluas-luasnya kepada pengembangan minat anak-anak sehingga memberi suatu suasana yang menyenangkan bagi murid-murid.
Untuk memperlancar gerak maju bangsa ini, rasanya sangat mendesak untuk mengubah kurikulum kemasyarakatan yang terpakai sekarang ini. Dalam hubungan ini tentu saja diperlukan pengkajian yang cermat tentang ciri tatanan dan mentalitas maju/modern itu sendiri. Di samping itu, juga diperlukan penelitian dan analisis yang cermat tentang dosis dari aspek-aspek yang di kurikulumkan selama ini, mana yang dosisnya berlebihan, memadai, dan kekurangan.
Bertolak dari dua macam informasi kunci tersebut, berikutnya tinggal menetapkan kurikulum baru dalam rangka pembinaan dan pengembangan bangsa ini. Dalam hubungan ini diperlukan keberanian sikap untuk menentukan pilihan dan keputusan tentang aspek mana yang perlu dikurangi dosisnya, aspek mana yang perlu ditambah dosisnya, dan aspek mana yang untuk sementara dapat diabaikan sama sekali.
Katakanlah kurikukum baru yang dimaksud sudah ditetapkan. Persoalannya sekarang adalah, bagaimana memobilisir pranata-pranata kemasyarakatan yang ada guna menerapkan kurikulum baru tadi. Inilah persoalan yang paling sulit, karena tidak mudah menggerakkan para kepala sekolah dan guru dalam rangka mernerapkan kurikulum baru di sistem persekolahan. Walaupun demikian, semuanya banyak bergantung pada tekat pemerintah, dan apakah pemerintah mau melakukan perubahan kurikulum untuk pendidikan Indonesia.
F.        Implikasi Sosial
Bila diamati perkembangan suatu masyarakat, akan terlihat jelas adanya peningkatan dan perluasan didalam hal pengetahuan dan kemampuan mengendalikan lingkungan. Dalam konteks perkembangan masyarakat, lembaga pendidikan mau tidak mau harus berperan sebagai media penerus kemampuan-kemampuan yang berkembang dimasyarakatnya.
Berdasarkan kacamata sosiologi, sebagaimana dinyatakan oleh penganut-penganut Durkhiem, seseorang dididik dalam konteks masyarakatnya, dan hidup didalam konteks masyarakatnya, oleh sebab itu pendidikan tidak layak berada ditempat yang terasing dengan masyarakat. Atas dasar itu relevan atau tidak, praktis atau tidak dan berguna atau tidak sajian pendidikan yang diberikan. Pendidikan merupakan suatu hal yang harus difikirkan dan dirancang sejalan dengan kebutuhan atau tuntutan obyektif yang berkembang dimasyarakat.
Untuk zaman sekarang pendidikan bertugas menghantarkan anak didik kedunia masyarakat dan dunia pengetahuan, agar mereka memiliki bekal untuk hidup selaku masyarakat atau warga negara. Relevansi sosial dari apa yang diajarkan, merupakan hal penting yang tidak dapat diabaikan dalam pengembangan kurikulum. Dalam hal ini sering sekali terjadi kekurangan antara apa yang dibutuhkan masyarakat dengan apa yang diajarkan disekolah.[6]

KESIMPULAN
Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang, metode, serta sususan pengetahuan dan objeknya adalah tingkah laku manusia dalam kelompok.
Kurikulum adalah situasi kelompok yang tersedia bagi guru dan pengurus sekolah (administrator) untuk membuat tingkah laku yang berubah di dalam arus yang tidak putus-putus dari anak-anak dan pemuda yang melalui pintu sekolah.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yaitu “curriculae” yang berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa mampu melakukan berbagai kegiatan, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan pembelajaran.
Menurut Norwood dan kawan-kawannya, mengatakan bahwa kurikulum persekolahan hendaknya mengandung :
“Upaya pembinaan rasa tanggung jawab dan menghargai akal budi,  menumbuhkan sikap mandiri di dalam melakukan telaahan serta mengembangkan kekuatan intelektual yang bebas dan bertanggung jawab,  memberikan sejumlah pengetahuan dan pengertian tentang fakta-fakta dan peristiwa-peristiwa yang menentukan dunia kehidupan yang bakal dialami,  mengembangkan kemampuan murid untuk menyadari masalah-masalah dan resiko yang bakal muncul didalam pengambilan tindakan atau pilihan disepanjang hidup kelak.
Dalam laporan newson, tujuan kurikulum baru haruslah :mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar,mengembangkan keterampilan berfikir, hasrat ingin tahu, serta kemampuan diskriminasi dan mengambil keputusan,   membina kesadaran moral dan tingkah laku sosial,   menanamkan pengertian mengenai dunia fisik dan dunia masyarakat indonesia dan  mengembangkan rasa tanggung jawab pribadi dan sosial.




DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. “SosiologiPendidikan”.  Jakarta : Rineka Cipta, Tahun 2007
Brown.” Educational Sosiology.”Tokyo: University Book Store, Tahun 1961
M. Noor Syam Drs, dkk.” Dasar-Dasar Pendidikan.” Surabaya: Usana Offset Printing. Tahun 1980
Nasution, S..”Sosiologi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara. Tahun 2004
Soerjono Soekanto.” Sosiologi SuatuPengantar”. Jakarta: CV Rajawali. Tahun 1996




[1] Abu Ahmadi. 2007. SosiologiPendidikan. Jakarta: RinekaCipta. hal 2.
[2] Brown. 1961. Educational Sosiology.Tokyo: University Book Store

[3] Drs. M. Noor Syam, dkk. 1980. Dasar-DasarPendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing. Hal.124-127.

[4] Nasution, S. 2004. SosiologiPendidikan. Jakarta: BumiAksara. Hal: 157.

[5] SoerjonoSoekanto. 1996. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: CV Rajawali. Bab 6.
[6] Drs. M. Noor Syam, dkk. 1980. Dasar-DasarPendidikan. Surabaya: Usana Offset Printing. Hal.128-130.

Jumat, 20 November 2015

cara hipnoterapy pada anak

Cara Gampang Melakukan Hiposis pada Anak

Tahukah anda potensi pikiran bawah sadar punya proporsi dan kekuatan 8-10 kali lipat dibadingkan pikiran sadar. Jika sejak kecil anak anak akrab dengan pikiran bawah sadarnya dan kompeten memberdayakannya anak anak akan mempunyai kehidupan yang optimal.
Salah satu teknik memberdayakan dan menjangkau pikiran bawah sadar adalah hipnosis. Teknik hiposis paling dasar dan tetap uptodate untuk dipakai mulai dari anak anak sampai dewasa adalah sugestion therapy atau   memasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.
Teknik hipnosis yang megelaborasi sugesti merupakan   seni komunikasi verbal, intra verbal dan non verbal yang sangat persuasif, bisa disampaikan secara formal dan non formal. Hipnosis formal secara klasik mengguakan langkah langkah preinduksi, induksi, deepening, pemberian hipnoterapeutik dan terminasi. Sedang non formal bisa beragam macam cara tidak harus mengikuti urutan formal, kadang tidak nampak mana induksi mana hipnotherapeuticnya.
Hipnotis informal merupakan teknik komunikasi yang berpola tertentu, yang intinya bisa mem-bypass critical factor sehingga bisa masuk ke pikiran bawah sadar dan bisa melakukan trance work.  Tenik teknik covert hipnosis, conversational hypnosis maupu berbagai teknik indirect hypnosis seperti dipelopori Milton H Erickson adalah contoh hipnosis informal. Bagi anda yang ingin menguasai teknik ini memang perlu bimbingan dan pembelajaran khusus yang lebih serius dibandingkan hipnosis formal.
Untuk meghiposis anak, secara klasik bayak literatur meyebutkan efektif di usia 7 tahun ke atas terutama dengan menggunakan cara hipnosis formal. Dasarnya adalah anak di usia itu sudah secara jelas memahami bahasa verbal dan non verbal.
Gelombang otak (Brainwave)
Perlu diketahui salah satu cara mengetahui aktivitas otak termasuk apakah seseorang sudah masuk ke level tertentu dalam kesadarannya yaitu menggunakan alat Electro Encephalo Grafi (EEG). Aktivitas pikiran manusia dapat diukur dengan  EEG, yang dapat memonitor gelombang otak seseorang yang terkait dengan aktivitas pikirannya.
gelombang otak
Gelombang otak saat hipnosis
Terdapat 4 frekuensi utama gelombang otak, yaitu : Beta (kondisi aktif, berpikir , menganalisa, takut), Alpha (kondisi tenang, relaksasi dan fokus), Theta (kondisi sangat tenang, penuh imaginasi), dan Delta (kondisi tidur, koma).
Masuk bawah sadar bisa terlihat dalam gelombang Alfa dan thetha bahkan kadag kadang meloncat sampai delta. Dari segi gelombang otak, pengertian hipnosis adalah suatu seni dan cara menghantarkan seseorang masuk dalam gelombang trance yaitu alfa dan theta.
Menjangkau pikiran bawah sadar anak dengan mem-by pass critical factors :
  1. Melalui repetisi
  2. Emosi kuat
  3. Relaksasi
  4. Konsentrasi
  5. Kepercayaan
Perubahan perubahan perilaku positif dan berbagai hal perubahan tataran bawah sadar perlu kondisi khusus yaitu kondisi hipnosis yang gelombangya alfa dan theta.
Berbagai Induksi pada Anak
Dalam menghantar anak anak menuju keadaan hipnosis sebagaimana klasik hipnosis aa proses induksi yaitu bagaimana menghantar seseorang dari gelombang betha menuju betha dan theta. Sayangnya banyak hipnotist tidak membedakan cara induksi untuk dewasa dan anak anak, padahal ada banyak perbedaan teknik induksi anak anak dan dewasa.

Berikut ini kami berikan contoh contoh induksi anak anak yang kami adaptasi dari Hypnotherapy Enciclopedia.Adabanyak contoh contoh induksi anak diantaranya :
Tempat Kesayangan (Favorite Place)
Halo dik  (sebut namanya) tentu kamu punya tempat yang kamu sukai, hayo apa nama tempat paling kamu sukai ? bisa ingatkan? supaya mudah kamu boleh menyebutkan tempat itu, tunggu menyebutnya. Oke pernah ke sana ? ketempat itu ? atau malah sering ke sana. Setelah menyebutkan tempat itu.
Nah sekarang, kamu boleh membayangkan tempat yang kau sukai itu, sesaat lagi kamu boleh berada di sini ya di sini di tempat ini tempat yang kamu sukai. Biar lebih mudah, kamu boleh menutup matamu. dan sekarang pergi dan masuk ke tempat yang kamu sukai ini.
Selagi dalam tempat ini, kamu boleh meninggalkan tempat ini sementara kamu membuka mata juga boleh tetap berada di tempat yang kamu sukai ini.
Setelah dikonfirmasi apakah sudah berada di tempat kesukaannya , therapist boleh mengelicit tempat tersebut sehingga visualisasi lebih jelas dan trance lebih dalam. Contoh kamu di dalam ruangan apa di luar ruangan ? apa saja yang kamu lihat dalam tempat ini. Apakah tempatnya berwarna atau hitam putih, kamu boleh memunculkan warna. Nah warnanya apa saja yang bisa kamu lihat sekarang. Bahkan kamu bisa juga mempertajam warna warninya. Sambil menikmati warna warni yang semakin jelas, kamu boleh mendengarkan segala suara dan bunyi bunyi yang ada di sana. Sudah mendengar suara ? suara apa saja yang kamu dengar, bahkan kamu boleh mendengar dirimu tersenyum, melangkah atau suara apa saja. Atau kamu merasakan dan meraba bentuk benda benda di sana.
Lalu utilisasikan berbagai sensasi yang ada dalam tempat tersebut untuk melakukan sugestion therapy pada anak.
Berbagai Binatang  (Multiple Animal)
Halo dik  (sebut namanya) tentu kamu suka binatang yang lucu lucu. Kamu suka binatang kan? Bagus, binatang apa yang paling kamu sukai. Jika klien suka Anjing atau kucing atau kelinci. Oke deh kamu boleh mengimajinasikan anjing kecil yang lucu (atau binatang yang kamu sukai) Biar binatangnya semakin jelas, ok deh kamu boleh menutup mata untuk mempermudah imajnasimu.
Nah sambil menutup mata lihat anjing itu, lucu atau menggemaskan ? Nah kamu boleh panggil anjing kecil itu. Setelah anjing kecil itu di pangkuanmu, Kamu sekarang boleh membelai bulunya yang lembut (kinestetik imagery) lihat warnanya yang terang dan indah (visual imagery) atau warna warna lain. Kamu juga boleh mengubah warna warna itu sesuai dengan warna kesukaanmu boleh polkadot boleh kayak warna zebra atau boleh belang belang coklat, putih atau hitam.
Karena kamu punya pikiran yang luar iasa, kamu boleh mengubah binatang itu dalam pikirannmu sekarang. Kamu adalah bos dari imajinasimu sendiri.
Kamu juga boleh hadirkan anjing kecil yang kedua, warnanya boleh sama dengan yang pertama. Sudah muncul anjing yang kedua ? kalau belum katakan simsalabim anjing kedua bisa muncul. Nah sekarang sudah uncul kan.
Lha sekarang kamu boleh bermain dengannya atau melihat dirimu bermain dengan anjing anjing ini. Juga kamu boleh memilih menghadirkan tiga anjing kecil dan ubah warna warnanya. Dan kamu boleh menceritakan anjing anjing kecil lucu itu kepadaku jika kamu mau. Sekarang nikmati permainanmu sambil duduk santai membelai belai anjing itu dan biarkan dirimu seolah olah lemas tidur bersama binatang yuang lucu lucu ini. sekarang.
Taman Bunga (Flower Garden)
Halo dik  (sebut namanya) tentu kamu pernah melihat bunga, ya benar baru saja kamu katakan bahwa kamu suka bunga. Bunga apa yang kamu sukai.
Sekarang sambil menutup mata biarkan dirimu mengimajinasikan menjadi bunga yang sangat indah dan besar bersama bunga bunga kesukaanmu di taman ini. Nah bunga apa yang kamu lihat, kamu juga boleh memperhatikan warnanya, apa warnanya.
Mungkin kamu juga mempunyai boneka binatang kesukaanmu kamu boleh membawanya bersama. Lihat warna warninya yang indah (visual imagery) bau dan cium dan rasakan rasanya manis dan harum.
Imajinasikan kamu bisa memetik banyak bunga yang besar, bisa untukmu sendiri atau kamu berikan pada orang yang sepesial bagimu. Kamu juga merasaka perasaan bahagia.
Sambil menikmati bunga kamu boleh membawanya menikmatinya sambil duduk atau berbaring dan teruslah menikmati bunga ini sementara mendengarkan kata kata ini membuatmu semakin santai dan rileks bersama bunga yang kamu nikmati. Bahkan kalau kamu menjadi semakin mengantuk biarkan bau harum bunga ini masuk dalam dirimu menjadikanmu semakin santai lelap. Dan kamu boleh membaringkan kepalamu seolah olah tidur nyaman bersama bunga kesukaanmu.
Favorite Activity
Halo dik  (sebut namanya) tentu kamu puya suatu kegiatan yang kamu sukai, bisa berenang, bisa kejar kejaran atau naik kuda. Ayo kegiatan apa yang kamu sukai. Ceritakan kepada saya, apa yang paling suka kamu kerjakan…( dia mengatakan) Bagus ayo kembali dan mari melakukan aktivitas itu bisa dengan membuka mata atau menutup mata meskipun menutup mata menjadikan lebih mudah melakukan aktivitasnya.
Nah sambil menutup mata lakukan aktifitas itu seperti naik sepeda pegangi setirnya kayuh pedalnya dan rasakan kamu duduk di sadel sepeda sambil terus mengayuh semakin kencan. Perhatiannmu pada jalan yang kamu lalui sementara kamu fokus mengayuh sepeda kamu perhatikan jalannya semakin menurun dan sepedamu melaju kencang. Lihat pohon pohon seolah berkejaran, dengarkan suara angin mendesis kamu tetap melaju dan mengayuh sepedamu semakin kenang sementara kamu semakin menikmati aktivitas ini.
Anda bisa melakukan pacing dan leading untuk men-utilisasi apa saya yang menjadi imajinasi anak sementara therapist memberikan sugesti yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan klien.
Cloud gazing
Halo dik  (sebut namanya) tentu kamu tentu pernah melihat ke langit dan melihat awan betul kan ? Nah perhatikan langit dan awan yang ada, warna apa yang kamu sukai? Bagus, supaya mudah tutup mata yuk, sekarang imajinasikan awan yang indah di langit dan lihat warananya? Warna apa ? lalu sekarang ubah warnanya menjadi warna yang kamu sukai bagus.sekarang kamu boleh mengubah dengan warna lain atau barangkali kamu boleh memberi beberapa warna lain kamu juga boleh mengubah bentuknya dan terus melihat awan itu berubah bentuk menjadi lebih mengasyikan.
Awan awan yang sudah berubah warna itu sekarang berbentuk apa, liat bagaimana awan awan itu saling berbegangan saling berkejaran, dan kamu berada di situ di antara awan ini. Kamu juga boleh menjadi salah satu bagian adari awan itu, Sekarang nikmati kam sudah berada dalam awan ini seolah terbang kamu menerbangi dan berada dalam awan awan ini.
Nikmati selama kamu terbang kamu menjadi sangat ringan serta nyaman. Kini kamu boleh merasakan dirimu semakin ringan dan rileks, perhatikan bagian mana dari tubuhmu yang sudah   menjadi sangat relaks dan nyaman dan sangat asyiiiikkkkkkkk. Dan teruskan di  awan bahkan kamu boleh tidur berselimutkan awan ini dan nikmati kenyamanannya sementara kamu mendengarkan kata kata yang saya ucapak dan kamu semakin nyaman lelap bersama awan awan ini.
Kaidah Pokok Hipnosis pada Anak
Beberapa kaidah pokok yang bisa dipakai sebagai pertimbangan dalam sesi hipnoterapi pada anak adalah : Menggunakan bahasa positif, sesi sesi untuk anak lebih merujuk situasi informal, bahasa dan pengertian yang digunakan menyesuaikan umur klien, anak anak punya keinginan tinggi dalam berimajinasi, progress sesi bisa cepat bisa sedang dan lambat, hypnotherapist juga menghitung ekspektasi yang tidak di ekspektasikan.
Milton Erickson dalam melakukan hypnotherapy pada anak, menekankan aspek dibawah ini :
  • Setiap orang adalah unik , anak mempunyai keunikan yang harus diperlakukan unik.
  • Hipnosis adalah proses komunikasi ide
  • Setiap orang punya sumberdaya yang bisa menghasilkan sesuatu.
  • Trance berpotensi menghasilkan sumberdaya
  • Trance merupakan hal alami
  • Perubahan tranformasional merupakan serangkaian koreksi lebih dari sekedar koreksi kesalahan.
  • Keunikan manusia dapat diapresiasikan pada banyak level.
  • Unconscious dapat beroprasi otomatis dan menghasilkan sesuatu.
Apa yang bisa dilakukan Orang Tua
Ketika seseorang menjelang tidur hipnogogik,ada penurunan gelombang otak yang menyebabkan terjadinya perpindahan area, yaitu dari Beta, turun ke Alpha, kemudian turun lagi ke Theta, dan akhirnya memasuki tidur sempurna yaitu Delta. Hal ini juga berlaku bagi anak-anak. Atau menjelang bangun tidur ada penaikan gelombang dari delta tidur ke theta dan alfa hingga bangun sadar sepenuhnya gelombang betha.
Berdasarkan prinsip  tersebut orang tua bisa melakukan sugesti tanpa induksi formal, dengan memanfaatkan keluar masuknya ke dan dari gelombang alfa thetha. Saran atau sugesti untuk anak dapat mulai diucapkan ketika anak mulai tertidur, karena tidur di awal ini belumlah tidur sempurna (Delta) melainkan suatu kondisi dimana pikiran bawah sadar memiliki sifat paling reseptif (Theta).  Sugesti ini justru didengarkan dengan baik oleh pikiran bawah sadar mereka, sehingga berproses kepada perubahan perilaku sesuai dengan yang diinginkan.
Cara lain orang tua menggunakan cerita menjelang tidur dan dalam cerita tersebut memasukkan sugesti yang berguna dan dongeng ini bisa menembus critical faktor dan dicerna dan direaspi oleh pikiran bawah sadar. Meski kadang anak sudah tertidur sebelum dongeng selesai.
Hal terpenting yang patut diketahui oleh masyarakat luas adalah jika sejak kecil anak anak akrab dengan pemberdayaan pikiran bawah sadar, anak anak akan hidup dengan potensi maksimal yang dimilikinya sehingga hidupnya akan dipermudah. Hipnosis adalah salah satu cara untuk menjangkau dan memberdayakan pikiran bawah sadar.

Terima Kasih Pada http://yussantos.com/artikel-praktis-hipnosis-dan-nlp/cara-gampang-melakukan-hiposis-pada-anak/